Daftar Blog Saya

Kamis, 05 Desember 2013

Analisa Usah Budidaya Pembesaran Ikan Nila Merah Super

Ikan nila merupakan jenis Ikan air tawar yang banyak disukai masyarakat, bahkan dari kalangan pemulung sampai Presiden suka dengan segala jenis olahan dari ikan nila. Oleh karena itu, saai ini ikan nila begitu populer sehingga banyak dibudidayakan oleh masyarakat. Disamping Hoby dan bisnis, ikan nila ini banyak disukai karena rasanya yang enak dan memiliki gizi yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan, bahkan banyak meningkatkan kecerdasan.
Cara budidaya ikan Nila merah super tidaklah sulit & keuntunganyapun menjanjikan sangat besar kebanyakan orang mengalami kegagal di karenakan:
  1. Tidak di perhatikan setingan kolam
  2. Pemula/pemain baru yang terburu buru akan hasil yang besar tanpa mempertimbangkan resiko
  3. Kurang matangnya informasi bagai mana cara budidaya
Kunci sukses budidaya ikan nila adalah SETINGAN KOLAM buat senyaman mungkin air kolam untuk beradaptasi, caranya:
  • Persiapan lahan
  • Pemupukan lahan
  • Persiapan awal tebar benih ikan Nila merah super
  • Penebaran benih
Cara Perawatan Lahan Budidaya Ikan Nila
  • Keringkan kolam sebelum kolam di isi air
  • Taburkan garam grasak untuk membasmi jamur saat penjemuran kolam
  • Gemburkan tanah sebelum di isi air bila kolam tanah
Cara Pemupukan Lahan
  • Jemurlah pupuk kandang yang sudah di fermentasi mengunakan cairan gula dan ragi tape
  • Setelah pupuk di jemur 2 hari masukan ke dalam karung
  • Setelah pupuk di masukan karung lubangi karung mengunakan paku
  • Setelah di lubangi barulah masukan kolam di beri pemberat batu
  • Isi air sampai ketinggian 50cm dan berikan pupuk UREA satu sendok makan kedalam kolam
  • Diamkan air selama 4 hari sebelum di tebar benih
Cara Persiapan Penebaran Benih ikan Nila
  • Siapkan ember untuk perendaman benih ikan sebelum di tebar
  • Isi air ke dalam ember secukupnya ( usahakn air dari kolam yang akan di tebari benih Guramih )
  • Rendamlah benih ikan Nila merah selama 15 menit untuk adaptasi dengan air kolam yang baru
Cara Penebaran Benih Ikan Nila
  • Masukan benih yang sudah di adaptasikan ke dalam kolam
  • Masukan pelan pelan
Untuk menampung benih ikan untuk di jual kembali sebaiknya lakukan sepertu di atas kuncinya pada diri kita niat ketelitian semangat untuk maju semoga bermanfaat amin

Data Usaha Budidaya Ikan Nila Merah Super

Kolam ukuran 7 x 10 meter dengan kedalaman air 120 cm dengan air mengalir
  1. Ukuran bibit 3cm sebesar kuku jari tengah sebanyak 6.000 ekor
  2. Pakan apung merek pf.1000 isi 10kg/sak. harga persak 130 ribu/sak membutuhkan 3 sak
  3. Pakan apung merek 781-2 isi 30kg/sak.harga 200 ribu/sak membutuhkan 2 sak
  4. Pakan tambahan alami bisa di berikan limbah rumah tangga, daun pisang,daun singkong, kangkung dan sayur busuk dari pasar
Modal:
No
Data Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah Super
1Bibit ikan 3 c
Rp.50
50 x 6.000
Rp.  300.000
2Pakan apung pf.1000 – 3 sak
Rp.130.000
3 sak x 130.000
Rp.  390.000
3Pakan apung 781-2
Rp. 200.000
2 sak x 200.000Rp.  400.000
4Obat
Rp. 25.000

Rp.    25.000
xJumlah modalRp.  1.315.000
Total modal keseluruhan Rp.1.315.000 meliputi sebagai berikut :
  •  Benih Nila merah Rp.300.000
  • Pakan pf.1000 Rp.390.000
  • Pakan 781-2 Rp.600.000
  • Obat Rp.25.000
Keuntungan
  • Harga konsumsi ikan Nila merah Rp.14.000
  • Prakiraan hasil penghitungan umum selama 7 bulan,panen 1kg isi 3 ekor .jadi 6.000 ekor ikan Nila merah super di bagi 3 ekor = 2.000 kg dikalikan harga konsumsi Rp.14.000/kg =Rp.28.000.000
  • Pendapatan jual = Rp.28.000.000 di kurangi modal Rp.1.315.000
  • Keuntungan = Rp.26.685.000
Ikan Nila merah super ini paling mudah untuk di budidayakan serta bisa hidup di segala cuaca dan lingkungan lahan gambut dan payau, pemberian pakanpun tidak mengeluarkan modal banyak ,dan harga jualnya pun rumayan mengiyurkan, ikan Nila merah super ini memang lebih cepat panenya di bandigkan nila yang lain, tapi inilah peluang usaha investasi yang nyata dan telah terbukti hasilnya.sistem pemasaranya juga sangat mudah.
kolam pembesaran ikan nila merah super
Sumber masukkan: www.bibitikan.net

Waralaba

Waralaba

Waralaba (Inggris: Franchising;Prancis: Franchise) untuk kejujuran atau kebebasan) adalah hak-hak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan. Sedangkan menurut versi pemerintah Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa.
Sedangkan menurut Asosiasi Franchise Indonesia, yang dimaksud dengan Waralaba ialah:
Suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik merek (franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu.

Daftar isi

  • 1 Franchisor dan franchisee
  • 2 Sejarah Waralaba
  • 3 Jenis waralaba
  • 4 Biaya waralaba
  • 5 Waralaba di Indonesia
  • 6 Tingkat pengembalian
  • 7 Lain-lain
  • 8 Referensi

Franchisor dan franchisee

Selain pengertian waralaba, perlu dijelaskan pula apa yang dimaksud dengan franchisor dan franchisee.
  • Franchisor atau pemberi waralaba, adalah badan usaha atau perorangan yang memberikan hak kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimilikinya.
  • Franchisee atau penerima waralaba, adalah badan usaha atau perorangan yang diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas yang dimiliki pemberi waralaba[4].

Sejarah Waralaba

Perusahaan Coca cola di Atlanta, AS
Waralaba diperkenalkan pertama kali pada tahun 1850-an oleh Isaac Singer, pembuat mesin jahit Singer, ketika ingin meningkatkan distribusi penjualan mesin jahitnya. Walaupun usahanya tersebut gagal, namun dialah yang pertama kali memperkenalkan format bisnis waralaba ini di AS. Kemudian, caranya ini diikuti oleh pewaralaba lain yang lebih sukses, John S Pemberton, pendiri Coca Cola[5]. Namun, menurut sumber lain, yang mengikuti Singer kemudian bukanlah Coca Cola, melainkan sebuah industri otomotif AS, General Motors Industry ditahun 1898[6]. Contoh lain di AS ialah sebuah sistem telegraf, yang telah dioperasikan oleh berbagai perusahaan jalan kereta api, tetapi dikendalikan oleh Western Union[7] serta persetujuan eksklusif antar pabrikan mobil dengan penjual[8].
Mc Donalds, salah satu pewaralaba rumah makan siap saji terbesar di dunia
Waralaba saat ini lebih didominasi oleh waralaba rumah makan siap saji[9]. Kecenderungan ini dimulai pada tahun 1919 ketika A&W Root Beer membuka restoran cepat sajinya. Pada tahun 1935, Howard Deering Johnson bekerjasama dengan Reginald Sprague untuk memonopoli usaha restoran modern. Gagasan mereka adalah membiarkan rekanan mereka untuk mandiri menggunakan nama yang sama, makanan, persediaan, logo dan bahkan membangun desain sebagai pertukaran dengan suatu pembayaran. Dalam perkembangannya, sistem bisnis ini mengalami berbagai penyempurnaan terutama di tahun l950-an yang kemudian dikenal menjadi waralaba sebagai format bisnis (business format) atau sering pula disebut sebagai waralaba generasi kedua. Perkembangan sistem waralaba yang demikian pesat terutama di negara asalnya, AS, menyebabkan waralaba digemari sebagai suatu sistem bisnis diberbagai bidang usaha, mencapai 35 persen dari keseluruhan usaha ritel yang ada di AS. Sedangkan di Inggris, berkembangnya waralaba dirintis oleh J. Lyons melalui usahanya Wimpy and Golden Egg, pada tahun 60-an. Bisnis waralaba tidak mengenal diskriminasi. Pemilik waralaba (franchisor) dalam menyeleksi calon mitra usahanya berpedoman pada keuntungan bersama, tidak berdasarkan SARA[10].
Kategori waralaba berbeda-beda antara lain : franchise dalam bentuk makanan, pendidikan dan lain-lain. salah satu bentuk nya adalah [11] dan masih banyak lagi franchise yang berkembang di Indonesia ini.

Jenis waralaba

Waralaba dapat dibagi menjadi dua:
  • Waralaba luar negeri, cenderung lebih disukai karena sistemnya lebih jelas, merek sudah diterima diberbagai dunia, dan dirasakan lebih bergengsi.
  • Waralaba dalam negeri, juga menjadi salah satu pilihan investasi untuk orang-orang yang ingin cepat menjadi pengusaha tetapi tidak memiliki pengetahuan cukup piranti awal dan kelanjutan usaha ini yang disediakan oleh pemilik waralaba.

Biaya waralaba

Biaya waralaba meliputi:
  • Ongkos awal, dimulai dari Rp. 10 juta hingga Rp. 1 miliar. Biaya ini meliputi pengeluaran yang dikeluarkan oleh pemilik waralaba untuk membuat tempat usaha sesuai dengan spesifikasi franchisor dan ongkos penggunaan HAKI.
  • Ongkos royalti, dibayarkan pemegang waralaba setiap bulan dari laba operasional. Besarnya ongkos royalti berkisar dari 5-15 persen dari penghasilan kotor. Ongkos royalti yang layak adalah 10 persen. Lebih dari 10 persen biasanya adalah biaya yang dikeluarkan untuk pemasaran yang perlu dipertanggungjawabkan.

Waralaba di Indonesia

Di Indonesia, sistem waralaba mulai dikenal pada tahun 1950-an, yaitu dengan munculnya dealer kendaraan bermotor melalui pembelian lisensi. Perkembangan kedua dimulai pada tahun 1970-an, yaitu dengan dimulainya sistem pembelian lisensi plus, yaitu franchisee tidak sekedar menjadi penyalur, namun juga memiliki hak untuk memproduksi produknya[12] . Agar waralaba dapat berkembang dengan pesat, maka persyaratan utama yang harus dimiliki satu teritori adalah kepastian hukum yang mengikat baik bagi franchisor maupun franchisee. Karenanya, kita dapat melihat bahwa di negara yang memiliki kepastian hukum yang jelas, waralaba berkembang pesat, misalnya di AS dan Jepang. Tonggak kepastian hukum akan format waralaba di Indonesia dimulai pada tanggal 18 Juni 1997, yaitu dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) RI No. 16 Tahun 1997 tentang Waralaba. PP No. 16 tahun 1997 tentang waralaba ini telah dicabut dan diganti dengan PP no 42 tahun 2007 tentang Waralaba. Selanjutnya ketentuan-ketentuan lain yang mendukung kepastian hukum dalam format bisnis waralaba adalah sebagai berikut[13]:
  • Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 259/MPP/KEP/7/1997 Tanggal 30 Juli 1997 tentang Ketentuan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Usaha Waralaba.
  • Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 31/M-DAG/PER/8/2008 tentang Penyelenggaraan Waralaba
  • Undang-undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten.
  • Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek.
  • Undang-undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang.
Banyak orang masih skeptis dengan kepastian hukum terutama dalam bidang waralaba di Indonesia. Namun saat ini kepastian hukum untuk berusaha dengan format bisnis waralaba jauh lebih baik dari sebelum tahun 1997. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya payung hukum yang dapat melindungi bisnis waralaba tersebut. Perkembangan waralaba di Indonesia, khususnya di bidang rumah makan siap saji sangat pesat. Hal ini ini dimungkinkan karena para pengusaha kita yang berkedudukan sebagai penerima waralaba (franchisee) diwajibkan mengembangkan bisnisnya melalui master franchise yang diterimanya dengan cara mencari atau menunjuk penerima waralaba lanjutan. Dengan mempergunakan sistem piramida atau sistem sel, suatu jaringan format bisnis waralaba akan terus berekspansi. Ada beberapa asosiasi waralaba di Indonesia antara lain APWINDO (Asosiasi Pengusaha Waralaba Indonesia), WALI (Waralaba & License Indonesia), AFI (Asosiasi Franchise Indonesia). Ada beberapa konsultan waralaba di Indonesia antara lain IFBM, The Bridge, Hans Consulting, FT Consulting, Ben WarG Consulting, JSI dan lain-lain. Ada beberapa pameran Waralaba di Indonesia yang secara berkala mengadakan roadshow diberbagai daerah dan jangkauannya nasional antara lain International Franchise and Business Concept Expo (Dyandra),Franchise License Expo Indonesia ( Panorama convex), Info Franchise Expo ( Neo dan Majalah Franchise Indonesia).


Sumber: Wikipedia

Minggu, 01 Desember 2013

KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan
Kewirausahaan  atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidak pastian.
Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian. Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya dan menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.

Etimologi
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha adalah perbuatan amal, bekerja, dan berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Sejarah kewirausahaan
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan. DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.

Proses kewirausahaan
Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave, proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk ‘’locus of control’’, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausahawan yang besar. Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang memengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi lingkungan, organisasi, dan keluarga. Ciri-ciri dan

Sifat kewirausahaan
Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka setiap orang memerlukan ciri-ciri dan juga memiliki sifat-sifat dalam kewirausahaan. Ciri-ciri seorang wirausaha adalah:
1      Percaya diri
2      Berorientasikan tugas dan hasil
3      Berani mengambil risiko
4      Kepemimpinan
5      Keorisinilan
6      Berorientasi ke masa depan
7      Jujur dan tekun
Sifat-sifat seorang wirausaha adalah:
1      Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
2      Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.
3      Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
4      Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
5      Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
6      Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
7      Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.

Tahap-tahap kewirausahaan
Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha:
1      Tahap memulai
Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan ‘’franchising’’.Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri, atau jasa.
2      Tahap melaksanakan usaha
Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.
3      Tahap mempertahankan usaha
Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
4      Tahap mengembangkan usaha
Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.

Sikap wirausaha
Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:
1      Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan. Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut. Wirausahawan harus taat azas. Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.
2      Komitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan sebagainya.Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.
3      Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks. Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan olehwirausahawan.
4      Kreatif dan Inovatif
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yangmemberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
5      Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalammengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain. Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.
6      Realistis
Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya. Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya. Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/ sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.

Faktor Kegagalan Dalam Wirausaha
Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44-45) ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya:
1      Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
2      Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
3      Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan memelihara aliran kas menyebabkan operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
4      Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
5      Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
6      Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat berhubungan dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
7      Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.
8      Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan. Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.

Peran Wirausaha Dalam Perekonomian Nasional
Seorang wirausaha berperan baik secara internal maupun eksternal. Secara internal seorang wirausaha berperan dalam mengurangi tingkat kebergantungan terhadap orang lain, meningkatkan kepercayaan diri, serta meningkatkan daya beli pelakunya. Secara eksternal, seorang wirausaha berperan dalam menyediakan lapangan kerja bagi para pencari kerja. Dengan terserapnya tenaga kerja oleh kesempatan kerja yang disediakan oleh seorang wirausaha, tingkat pengangguran secara nasional menjadi berkurang.
Menurunnya tingkat pengangguran berdampak terhadap naiknya pendapatan perkapita dan daya beli masyarakat, serta tumbuhnya perekonomian secara nasional. Selain itu, berdampak pula terhadap menurunnya tingkat kriminalitas yang biasanya ditimbulkan oleh karena tingginya pengangguran.
Seorang wirausaha memiliki peran sangat besar dalam melakukan wirausaha. Peran wirausaha dalam perekonomian suatu negara adalah:
1      Menciptakan lapangan kerja
2      Mengurangi pengangguran
3      Meningkatkan pendapatan masyarakat
4      Mengombinasikan faktor–faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan keahlian)
5      Meningkatkan produktivitas nasional


Selasa, 05 November 2013

Tahu Jeletot Peluang Usaha Makanan Ringan Modal Kecil


Setiap orang Indonesia pasti banyak yang suka makan tahu goreng, apalagi makan tahu isinya  ditambah cabai rawit... yang pasti rasanya lebih mantap saat dimakan. Nah, selain rasanya yang pedas dan mantap peluang bisnis usaha makananan ringan tahu isi ternyata sangat potensial, apa lagi dengan di inovasikan dengan tahu isi yang sudah pedas tanpa harus memgang cabai saat memakannya. Setidaknya inilah yang saya lihat dari usaha Tahu Jeletot yang ada di pinggir jalan, peluang usahanya masih terbuka lebar dan sangat potensial anak-anak muda yang ingin memiliki usaha sendiri.
Salah satu usaha gorengan tahu isi pedas yang sangat menarik perhatian saya adalah Tahu Jeletot Taisi. Kenapa bisa katakan menarik? Sebenarnya bahan dasar dari Tahu Jeletot Taisi ini sama saja dengan tahu lainnya, yaitu tahu. Yang membuatnya unik adalah ukurannya yang BESAR dan di dalamnya terdapat irisan wortel dan kol, dan ditambah dengan racikan cabai giling pedas dan gurih di dalamnya yang bisa membuat Anda mengeluarkan air mata karena rasanya yang pedas tapi enak!!!
Dari yang saya amati penggemar gorengan Tahu Jeletot ini ternyata sangat banyak. Ketika saya membeli tahu jeletot saya harus mengantri dengan beberapa orang sebelum saya datang dan antriannya pun kadang semakin bertambah. Patinya jika melakukan bisnis usaha ini sangat dapat menjanjikan dan pastinya keuntungannya cukup besar, jadi bagi anak muda yang ingin membuaka usaha kecil-kecilan, usaha tahu jeletot ini sangat cocok bagi wirausaha muda yang baru ingin mencoba.
Ternyata usaha Tahu Jeletot Taisi ini diwaralabakan oleh pemiliknya yang bernama Rudi. Ini adalah sebuah peluang usaha makanan ringan yang bisa dijalankan oleh mereka yang ingin memiliki usaha sendiri. Bermitra dengan perusahaan waralaba yang cukup terkenal dan sudah berjalan dengan baik tentunya akan memberikan keuntungan tersendiri karena kita tidak perlu repot lagi membangun brand dari awal. Tahu Jeletot Taisi sudah memiliki beberapa gerai yang tersebar di sekitar Jabodetabek.

Biaya Kemitraan Tahu Jeletot Taisi
Sama halnya seperti usaha waralaba yang lain, agar bisa bergabung dan menjalankan bisnis Tahu Jeletot, calon mitra harus siap mengeluarkan modal awal. Selain itu, calon mitra juga harus memiliki jiwa wirausaha (entrepreneurship), mempunyai lokasi usaha yang cukup strategis, menyiapkan tenaga kerja yang dapat diandalkan, dan yang terpenting adalah harus memiliki semangat yang kuat dan pantang menyerah.
Nilai investasi yang harus dikeluarkan oleh calon mitra adalah sebesar Rp 10 juta, dengan modal ini Anda sudah langsung bisa berjualan. Modal awal ini adalah untuk biaya pengadaan unit booth untuk berjualan, kaus seragam untuk pekerja, juga untuk peralatan dan bahan-bahan untuk menjalankan usaha Tahu Jeletot. Informasi lebih lengkap mengenai nilai investasi bisa Anda baca di websitenya TAHU JELETOT.
Bagi Anda yang ingin menjalankan usaha Tahu Jeletot namun tidak memiliki modal awal, pihak Tahu Jeletot juga menawarkan solusi untuk pengadaan dana untuk investasi. Informasi pengadaan modal usaha ini bisa Anda lihat di websitenya tahu jeletot taisi sendiri, semua lengkap kok diwebsitenya.

Lokasi Kantor Tahu Jeletot Taisi
Jika Anda ingin berkonsultasi dan bertanya lebih detail mengenai peluang usaha makanan ringan ini, maka Anda bisa langsung menghubungi pihak pengelola Tahu Jeletot Taisi di:
Kantor Pusat:
Jl. Kedongdong V No. 178
Perumnas Depok I
Depok – Jawa Barat
INDONESIA
Telp.: 021-94787043
Fax : 021-77206825
Handphone : 0812 1996 4195
Web Site : www.TahuJeletot.com
Email : tahujeletottaisi@yahoo.com
Facebook : Tahu Jeletot
Twitter : @tahu_jeletot
Pin BB : 314CD03F

Pendapat saya usaha ini cuku baik dilakukan bagi para anak muda yang ingin membuka usaha waralaba sendiri dengan modal yang tidak terlalu besar sekali seperti membuka sebuah ruko atau sebagainya. Cukup dengan modal yang sudah dijelaskan oleh usaha waralaba ini teman-teman bisa membuka gerai kecil-kecilan tahu isi jeletot. Peluang bisnis ini saya bilang cukup menjanjikan karena peminat dari makanan tahu jeletot ini cukup banyak diwilayah Depok dan sekitarnya. Pastinya teman-teman masih punya peluang untuk membuka gerai diwilayah lain selain Depok. semoga bermanfaat.